kelemahan kemasan vakum

Kelemahan Kemasan Vakum: Risiko, Batasan, dan Solusi Alternatif

Kemasan vakum dianggap sebagai solusi andal untuk memperpanjang masa simpan produk.

Namun, pernahkah kamu berpikir di balik kelebihannya, ada juga kelemahan kemasan vakum yang perlu dipertimbangkan?

Simak informasi lengkapnya di artikel ini, yuk! 

Cara Kerja Kemasan Vakum

Pengemasan vakum adalah metode pengemasan yang menghilangkan udara dari dalam kemasan sebelum disegel rapat. 

Tujuannya untuk memperpanjang masa simpan produk, menjaga kualitas, dan mencegah kerusakan.

Kemasan vakum sangat serbaguna dan digunakan untuk berbagai jenis produk, seperti:

  1. Daging dan Unggas: Daging segar (sapi, ayam, ikan), daging olahan (sosis, ham, bacon). Kemasan vakum memperpanjang masa simpan di lemari pendingin atau freezer dan menjaga warna serta kesegaran daging.
  2. Kopi: Biji kopi atau bubuk kopi. Oksigen menyebabkan oksidasi yang merusak aroma dan rasa. Kemasan vakum membantu menjaga kualitas kopi jauh lebih lama.
  3. Makanan Kering: Kacang-kacangan, buah kering, sereal, pasta, dendeng, keripik. Kemasan vakum melindungi produk ini dari kelembaban udara dan menjaga kerenyahannya.
  4. Keju: Terutama keju keras dan semi-keras. Membantu mencegah pertumbuhan jamur dan menjaga kelembaban keju agar tidak mengering.
  5. Makanan Siap Saji atau Porsi: Memudahkan penyimpanan dan menjaga kualitas makanan yang sudah dimasak.
  6. Produk Non-Makanan (Termasuk Elektronik): Komponen elektronik yang sensitif terhadap kelembaban atau debu, barang koleksi, pakaian, dan peralatan medis steril. Kemasan vakum melindungi barang-barang ini dari kerusakan lingkungan, seperti oksidasi, debu, dan kelembaban.

Namun, di balik keunggulannya, penggunaan kemasan vakum juga memiliki kekurangan. Apa sajakah itu?

Baca juga: Pahami Jenis-Jenis Kemasan Sesuai dengan Kebutuhan Bisnis Kamu

Kelemahan Kemasan Vakum yang Perlu Diperhatikan

1. Biaya Produksi yang Lebih Mahal

Proses vakum memerlukan investasi awal untuk pembelian mesin pengemas vakum (vacuum sealer). 

Harganya bervariasi, mulai dari model rumahan yang relatif terjangkau hingga mesin industri otomatis yang mahal. 

Selain itu, bahan kemasannya sendiri, yakni kantong plastik khusus untuk vakum, cenderung lebih mahal dibandingkan kantong plastik biasa. 

Plastik ini harus memiliki spesifikasi tertentu, seperti ketebalan yang cukup dan lapisan penghalang  oksigen. 

Akibatnya, biaya material per unit produk pun menjadi lebih tinggi. 

Bagi bisnis skala kecil atau UMKM yang baru memulai, investasi alat dan biaya operasional plastik khusus ini bisa menjadi beban finansial cukup berat.

Apalagi jika volume produksi belum cukup tinggi, atau belum menggunakan mesin otomatis.

2. Tidak Efektif untuk Produk Cair atau Sangat Lembab

Kemasan vakum kurang ideal untuk produk yang berbentuk cair murni atau memiliki kandungan air sangat tinggi, seperti sup atau saus encer. 

Saat proses penyedotan udara berlangsung, cairan tersebut akan ikut tersedot masuk ke pompa vakum mesin. 

Hal ini tidak hanya menyebabkan proses pengemasan gagal dan berantakan, tetapi juga berpotensi merusak komponen internal mesin vakum itu sendiri. 

Walaupun sebagian udara berhasil dihilangkan, risiko kebocoran pada segel cenderung lebih tinggi, karena tekanan internal cairan dapat menekan area segel.

3. Berpotensi Merusak Bentuk Produk

Tidak hanya produk cair produk padat dengan struktur tertentu pun bisa mengalami masalah. 

Proses vakum bekerja dengan menghilangkan udara sehingga tekanan atmosfer luar menekan kemasan secara erat ke permukaan produk. 

Tekanan ini bisa cukup kuat untuk merusak atau mengubah bentuk produk yang lunak, rapuh, atau berstruktur halus. 

Contohnya  roti, kue, keripik kentang, buah beri segar, atau produk lain yang penampilannya mempertahankan struktur. 

Akibatnya, kemasan vakum tidak cocok untuk makanan atau barang yang memerlukan tampilan visual sempurna.

4. Rentan Terhadap Kontaminasi Jika Segel Rusak

Seluruh manfaat kemasan vakum tergantung segel yang kedap udara. 

Jika segel mengalami kerusakan, baik berupa lubang kecil (tusukan), robekan, atau penyegelan kurang sempurna, maka udara luar beserta uap air dan mikroorganisme dapat masuk kembali ke kemasan. 

Akibatnya, semua manfaat kemasan vakum hilang seketika, dan kualitas produk akan menurun. Bahkan lebih cepat rusak dibandingkan tidak divakum sama sekali.

Ini adalah salah satu kelemahan kemasan vakum yang cukup berdampak karena bisa menyebabkan produk lebih cepat rusak.

Masalahnya, kerusakan kecil pada segel sulit terdeteksi secara visual jika tidak ada indikator khusus.

5. Tidak Mencegah Pertumbuhan Semua Jenis Mikroba

Proses vakum efektif menghambat pertumbuhan mikroorganisme aerobik

Namun, metode ini tidak mencegah pertumbuhan bakteri anaerobik, yakni bakteri yang bisa hidup dan berkembang biak dalam lingkungan tanpa oksigen. 

Salah satu bahaya kemasan vakum yang paling serius adalah potensi tumbuhnya Clostridium botulinum, bakteri penyebab botulisme yang bisa tumbuh tanpa oksigen pada makanan rendah asam jika suhunya tidak cukup dingin. 

Sebab itu, kita harus memahami kemasan vakum bukan metode sterilisasi. 

Ia tidak bisa menggantikan refrigerasi atau pembekuan untuk produk-produk yang rentan terhadap pertumbuhan bakteri anaerob.

6. Kurang Ramah Lingkungan

Plastik yang digunakan untuk kemasan vakum lebih tebal dan terdiri dari beberapa lapisan material berbeda agar kuat menahan proses vakum.

Struktur material ini membuatnya sulit atau bahkan tidak mungkin untuk didaur ulang melalui sistem pengelolaan sampah konvensional di banyak tempat.

Akibatnya, penggunaan kemasan vakum berkontribusi meningkatkan volume sampah plastik yang sulit terurai. 

Hingga saat ini, alternatif bahan kemasan vakum yang lebih ramah lingkungan dan tahan lama masih terbatas. Harganya pun cenderung lebih mahal.

Baca juga: Kelemahan Kemasan Plastik: Dampak Lingkungan dan Risiko bagi Konsumen

Kapan Sebaiknya Tidak Menggunakan Kemasan Vakum?

Memahami kekurangan kemasan vakum membantu kita menentukan kapan metode ini sebaiknya dihindari. Berikut beberapa situasinya:

1. Produk dengan Kandungan Air Tinggi atau Berbentuk Cair

Alat vakum konvensional sebaiknya tidak digunakan pada produk cair. 

Sebab, saat menyedot udara, mesin juga bisa menarik cairan ke dalam pompanya. 

Akibatnya, segel tidak sempurna dan mesin berpotensi rusak.

Secara umum, alat ini tidak didesain untuk cairan. Risiko kebocoran pada kemasan yang sudah disegel pun menjadi lebih besar.

2. Produk yang Mudah Hancur atau Membutuhkan Udara untuk Stabilitas Bentuk 

Produk yang mudah hancur, bertekstur lunak, atau memiliki struktur halus sebaiknya tidak dikemas vakum. 

Alasannya, karena kemasan vakum menekan produk akibat tekanan udara luar setelah udara dalam dihilangkan. Produk rapuh atau lembut bisa rusak bentuk dan penampilannya. 

Terlebih lagi, ada beberapa produk yang butuh sedikit udara di dalamnya agar stabil.

Menggunakan kemasan vakum adalah pilihan yang jelas tidak tepat.

3. Produk yang Akan Sering Dibuka-tutup Sebelum Habis 

Kemasan vakum kurang cocok untuk produk yang penggunaannya bertahap dan kemasannya sering dibuka-tutup. 

Alasannya, kondisi kedap udara yang memperpanjang masa simpan akan hilang seketika saat segel pertama kali dibuka dan udara masuk kembali. 

Untuk kebutuhan seperti ini, lebih baik menggunakan wadah yang bisa ditutup rapat kembali, seperti toples atau kantong zip-lock.

Baca juga: Inspirasi Tulisan Goodie Bag yang Menarik dan Berkesan untuk Berbagai Acara

Kesimpulan

Meski efektif memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas produk, sangat penting bagi para produsen untuk memahami kelemahan kemasan vakum, termasuk risiko jika tidak digunakan dengan benar, dan keterbatasannya.

Memilih metode pengemasan yang paling tepat bukan keputusan satu ukuran untuk semua; ia harus selalu disesuaikan secara cermat dengan berbagai faktor.

Mulai dari sifat dan karakteristik spesifik produk, ketersediaan anggaran untuk mesin dan bahan kemasan, serta tujuan dan kondisi selama proses distribusi hingga ke tangan konsumen.

Setelah membekali diri melalui edukasi dan pemahaman mengenai kapan kemasan vakum tidak cocok atau berisiko, kamu bisa mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan mempertahankan standar kualitas di mata pelanggan.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, ya!

Facebook
Twitter
LinkedIn

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.

Artikel Lainnya

Backdrop Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Tips Memilih yang Tepat

Baik untuk acara pernikahan, seminar perusahaan, panggung konser, maupun studio foto, kamu pasti pernah melihat sebuah latar belakang besar yang dihias indah. Itulah yang disebut backdrop.  Lebih dari sekadar hiasan, backdrop

Jenis-Jenis Poster: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya Lengkap

Di jalanan, di sekolah, di pusat perbelanjaan, hingga di media sosial, kita pasti sering menjumpai poster. Media komunikasi visual ini telah menjadi salah satu cara paling efektif untuk menyampaikan pesan kepada

Plakat Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Contohnya

Dalam berbagai acara, mulai dari seminar, wisuda, hingga seremoni penghargaan, kita sering melihat pemberian sebuah benda kenang-kenangan yang elegan dan sarat makna.  Benda tersebut adalah plakat. Lebih dari sekadar objek, plakat