Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, kalender bukan sekadar penunjuk tanggal. Kalender Jawa adalah sebuah sistem penanggalan yang kaya akan makna filosofis dan spiritual, serta masih dipakai hingga kini untuk berbagai keperluan, seperti menentukan hari baik untuk pernikahan dan memahami karakter seseorang.
Membaca kalender Jawa mungkin tampak rumit pada awalnya, tetapi sebenarnya cukup sederhana jika memahami komponen-komponen utamanya. Mari kita bahas cara membaca kalender Jawa dengan mudah!
Apa Itu Kalender Jawa?
Kalender Jawa adalah sistem penanggalan yang unik karena menggabungkan dua siklus alam, yaitu pergerakan bulan terhadap bumi (lunar) dan pergerakan bumi mengelilingi matahari (solar).
Sistem gabungan yang disebut lunisolar ini menjadikannya berbeda dari kalender Masehi (solar) atau kalender Hijriah (lunar).
Sejarah mencatat, sistem penanggalan ini diperkenalkan dan disempurnakan pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1633 Masehi.
Tujuannya untuk menyatukan sistem penanggalan Saka berbasis matahari dengan sistem Hijriah yang berbasis bulan sehingga perayaan adat dan keagamaan dapat berjalan selaras.
Komponen Penting dalam Kalender Jawa
Supaya bisa membacanya, kita perlu mengenal unsur-unsur utama yang ada di dalamnya.
1. Hari dan Pasaran Jawa (Pancawara)
Selain siklus tujuh hari (Saptawara) yang sama dengan kalender Masehi (Senin, Selasa, dst.), kalender Jawa memiliki siklus lima hari pasaran yang disebut Pancawara.
Saptawara (Siklus 7 Hari):
- Senin (Soma)
- Selasa (Anggara)
- Rabu (Budha)
- Kamis (Respati)
- Jumat (Sukra)
- Sabtu (Tumpak)
- Minggu (Radite)
Pancawara (Siklus 5 Hari Pasaran):
- Legi
- Pahing
- Pon
- Wage
- Kliwon
Kombinasi dari tujuh hari dan lima pasaran inilah yang disebut weton.
2. Bulan dalam Kalender Jawa (Wulan)
Satu tahun dalam kalender Jawa terdiri dari 12 bulan (wulan) dengan jumlah hari yang sedikit berbeda dari kalender Masehi. Nama-nama bulannya pun sangat khas:
- Sura: 30 hari
- Sapar: 29 hari
- Mulud: 30 hari
- Bakda Mulud: 29 hari
- Jumadilawal: 30 hari
- Jumadilakhir: 29 hari
- Rejeb: 30 hari
- Ruwah: 29 hari
- Pasa: 30 hari
- Sawal: 29 hari
- Sela/Apit: 30 hari
- Besar: 29 atau 30 hari (tergantung tahun kabisat Jawa)
3. Tahun (Taun) dan Windu
Kalender Jawa juga memiliki siklus tahunan yang unik. Setiap tahun memiliki nama spesifik dalam siklus delapan tahun yang disebut windu.
Nama-nama tahun tersebut adalah: Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.
Baca Juga: Sistem Penanggalan Kalender: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Cara Membaca Kalender Jawa
Setelah mengenal komponennya, mari kita praktikkan cara membacanya.
1. Menentukan Hari dan Pasaran
Cara paling mudah dengan melihat kalender Jawa yang sudah jadi. Di sana akan tertera tanggal Masehi beserta padanan hari dan pasarannya.
Contohnya, tanggal 21 Oktober 2025 mungkin akan tertulis sebagai Selasa Kliwon.
2. Menghitung Weton
Weton adalah gabungan antara hari kelahiran (dari siklus 7 hari) dan hari pasaran (dari siklus 5 hari). Misalnya, jika seseorang lahir pada hari Selasa dan pasaran Kliwon, maka wetonnya adalah Selasa Kliwon.
Weton inilah yang menjadi dasar dari banyak interpretasi dalam primbon Jawa, mulai dari watak, nasib, hingga kecocokan jodoh.
3. Menafsirkan Makna Hari dan Pasaran
Menafsirkan makna hari lahir merupakan salah satu penggunaan kalender Jawa untuk keperluan pribadi. Proses ini dilakukan dengan menghitung neptu, yaitu nilai atau angka yang diberikan pada setiap hari (Saptawara) dan pasaran (Pancawara).
Jumlah dari kedua neptu inilah yang menjadi dasar untuk melihat watak, peruntungan, hingga kecocokan jodoh seseorang.
Setiap hari dan pasaran memiliki nilai neptu sebagai berikut:
Nilai Neptu Hari (Saptawara)
| Hari (Saptawara) | Neptu |
| Minggu | 5 |
| Senin | 4 |
| Selasa | 3 |
| Rabu | 7 |
| Kamis | 8 |
| Jumat | 6 |
| Sabtu | 9 |
Nilai Neptu Pasaran (Pancawara)
| Hari (Saptawara) | Neptu |
| Legi | 5 |
| Pahing | 9 |
| Pon | 7 |
| Wage | 4 |
| Kliwon | 8 |
Mari kita ambil contoh seseorang yang lahir pada hari Selasa Kliwon.
- Cari Nilai Neptu Hari: Berdasarkan tabel, hari Selasa memiliki neptu 3.
- Cari Nilai Neptu Pasaran: Pasaran Kliwon memiliki neptu 8.
- Jumlahkan Keduanya: Total neptu weton (atau bobot weton) dihitung dengan menjumlahkan nilai hari dan pasaran. 3 (Selasa) + 8 (Kliwon) = 11
Jadi, weton Selasa Kliwon memiliki total neptu 11.
Dalam primbon Jawa, angka 11 ini kemudian digunakan sebagai acuan untuk menafsirkan berbagai hal. Sebagai contoh, orang dengan neptu 11 sering digambarkan memiliki watak yang cerdas, berwibawa, dan tidak suka diatur.
Banyak situs web atau aplikasi konversi yang bisa digunakan untuk mencari weton dari tanggal lahir Masehi kamu.
Fungsi dan Makna Kalender Jawa dalam Kehidupan
Di era modern, Kalender Jawa masih memegang peranan penting, terutama dalam konteks budaya.
1. Fungsi Sosial dan Budaya
Kalender ini menjadi acuan utama untuk menentukan hari baik (hari baik) untuk menyelenggarakan acara-acara penting, seperti pernikahan, pindah rumah, memulai usaha, hingga upacara adat.
2. Pelestarian Kearifan Lokal
Penggunaan kalender Jawa adalah salah satu cara masyarakat menjaga warisan dan kearifan lokal. Cerminan dari hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan yang diajarkan oleh para leluhur.
Dengan memahami cara membacanya, kita turut mempelajari sistem penanggalan sekaligus berperan menjaga dan melestarikan salah satu warisan budaya Nusantara.
Baca Juga: Perbedaan Kalender China dengan Masehi