Saat kita berbicara tentang tanggal, mayoritas dunia mengacu pada Kalender Masehi. Namun, tahukah Anda bahwa ada sistem penanggalan lain yang telah digunakan selama ribuan tahun dan masih relevan hingga kini?
Itulah Kalender China atau Kalender Imlek. Keduanya memiliki cara kerja dan makna yang sangat berbeda.
Mari kita bedah perbedaan mendasar antara Kalender China dengan Kalender Masehi yang umum kita gunakan.
Apa Itu Kalender China dan Kalender Masehi?
Kalender Masehi (Gregorian) adalah kalender yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. Sistem ini didasarkan pada pergerakan bumi mengelilingi matahari (solar) dan digunakan sebagai standar internasional untuk keperluan sipil, bisnis, dan penjadwalan sehari-hari.
Kalender China (disebut juga Kalender Imlek atau Nónglì) adalah sistem penanggalan yang diciptakan oleh masyarakat Tionghoa kuno. Kalender ini digunakan untuk menandai hari-hari perayaan tradisional seperti Tahun Baru Imlek, Festival Kue Bulan, dan lainnya, serta menjadi acuan dalam praktik feng shui dan astrologi.
Secara historis, kalender Masehi diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582 sebagai reformasi dari Kalender Julian.
Sementara itu, kalender China memiliki sejarah lebih panjang dengan prototipe yang diyakini telah ada sejak Dinasti Xia (sekitar 2070–1600 SM) dan terus disempurnakan selama berabad-abad.
Baca Juga: Cara Membaca Kalender Jawa Dengan Mudah
Dasar Perhitungan dalam Kalender China
Dasar perhitungan Kalender China bersifat lunisolar, artinya menggabungkan dua siklus alam sekaligus:
- Siklus Bulan (Lunar): Awal bulan ditentukan oleh fase bulan baru, yaitu ketika bulan tidak terlihat dari bumi. Satu bulan dalam kalender ini adalah waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit bumi, yaitu sekitar 29,53 hari.
- Siklus Matahari (Solar): Untuk menjaga agar tahun baru tidak terlalu jauh menyimpang dari musim yang sama (terutama musim semi), kalender China juga menyesuaikan diri dengan pergerakan matahari.
Karena satu tahun lunar (12 x 29,53 hari) lebih pendek sekitar 11 hari dari satu tahun solar (365,24 hari), kalender China menambahkan bulan ke-13 atau yang dikenal sebagai bulan kabisat setiap dua atau tiga tahun sekali. Inilah alasan mengapa tanggal Tahun Baru Imlek selalu berubah-ubah jika dilihat dari Kalender Masehi.
Perbedaan Kalender China dan Kalender Masehi
Berikut perbedaan utama antara kedua sistem penanggalan dalam format tabel.
| Fitur | Kalender China (Imlek) | Kalender Masehi (Gregorian) |
| Dasar Perhitungan | Lunisolar (Bulan dan Matahari) | Solar (Matahari) |
| Awal Tahun | Ditentukan oleh bulan baru kedua setelah titik balik musim dingin, antara 21 Januari – 20 Februari. | Selalu 1 Januari |
| Jumlah Hari/Tahun | 354 atau 355 hari (tahun biasa) dan 383 atau 384 hari (tahun dengan bulan kabisat) | 365 hari (tahun biasa) dan 366 hari (tahun kabisat setiap 4 tahun) |
| Penamaan Tahun | Menggunakan siklus 12 hewan zodiak (shio) dan 5 elemen | Menggunakan angka. Contoh: 2024, 2025. |
Makna Budaya dan Filosofi Kalender China
1. Hubungan dengan Shio
Setiap tahun dalam siklus 12 tahunan diwakili oleh satu hewan zodiak (shio), seperti Naga, Ular, Kuda, dan seterusnya. Shio dipercaya memengaruhi karakter dan peruntungan seseorang yang lahir di tahun tersebut.
2. Pentingnya Tahun Baru Imlek
Perayaan ini menandai awal musim semi dan merupakan festival terpenting dalam budaya Tionghoa. Momen ini digunakan untuk berkumpul bersama keluarga, menghormati leluhur, dan menyambut harapan baru.
3. Harmoni dengan Alam
Sistem lunisolar mencerminkan upaya manusia untuk hidup selaras dengan ritme alam, siklus bulan yang mengatur pasang surut dan siklus matahari yang menentukan musim tanam.
Hubungan Keduanya di Era Modern
Di zaman sekarang, masyarakat Tionghoa di seluruh dunia hidup dengan dua kalender. Kalender Masehi digunakan untuk urusan sehari-hari, sedangkan Kalender China dijadikan acuan untuk perayaan budaya dan tradisi.
Setiap tahun, kita melihat tanggal Imlek yang berbeda di kalender Masehi. Misalnya, Imlek bisa jatuh pada akhir Januari di satu tahun dan pertengahan Februari di tahun berikutnya.
Seseorang yang lahir pada tanggal 10 Februari 1994 menurut Kalender Masehi, lahir pada hari pertama Tahun Baru Imlek tahun Anjing. Jadi, dalam konteks budaya, ia akan mengidentifikasi dirinya dengan shio Anjing.
Baca Juga: Arti Simbol di Kalender: Panduan Lengkap Memahami Tanda dan Warna